(0)



Bisnis.com, JAKARTA – Pasar properti kelas menengah disebut tak terdampak terlalu parah oleh adanya pandemi Covid-19. Hal ini bisa menjadi peluang bagi pengembang untuk tak patah semangat dalam memasarkan produk kelas menengahnya.

Country Manager Rumah.com Marine Novita mengatakan hunian kelas menengah umumnya tidak memiliki kenaikan harga yang bombastis. Kemungkinan inflasi kebutuhan sehari-hari di tengah pandemi juga dinilai tak akan terlalu berpengaruh pada pasar hunian kelas menengah.

“Pasar inilah yang bisa disasar pengembang dengan strategi berbeda, terutama bila pemerintah mampu mengendalikan inflasi di angka yang relatif stabil,” ungkapnya melalui keterangan tertulis, Minggu (19/4/2020).

Marine melanjutkan, harapannya pandemi Covid-19 bisa segera berlalu dan perbaikan industri properti di tanah air bisa terwujud, sehingga perekonomian dapat segera bangkit kembali.

“Beberapa prediksi memperkirakan ekonomi mulai bergairah lagi pada akhir tahun. Apalagi ditambah data terakhir menunjukkan pelemahan indeks sehingga bisa dimanfaatkan bagi yang ingin berinvestasi di bidang properti,” jelasnya.

Menurut Marine, di tengah pandemi Covid-19 dan adanya penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di Jabodetabek akan mengurangi pergerakan mobilitas masyarakat dan pertemuan tatap muka, para pelaku industri properti tetap bisa aktif menjalankan bisnis propertinya, terutama dengan memanfaatkan dukungan teknologi yang semakin canggih.

Jika kondisi normal para pencari properti bisa langsung menuju target hunian yang menjadi incaran, kini mereka bisa memanfaatkan portal properti untuk mendapatkan informasi dasar dalam pencarian properti.

“Hal ini sebagaimana hasil Rumah.com Consumer Sentiment Study semester I/2020, bahwa portal properti menjadi instrumen favorit bagi para pencari rumah,” ungkapnya.

Rumah.com Consumer Sentiment Study semester I/2020 menyebutkan, dari sekian banyak media yang digunakan untuk mencari properti, sebanyak 77 persen responden mencantumkan portal properti sebagai salah satu media yang digunakan.

Dilihat dari rentang usianya, pengguna portal properti paling banyak adalah kaum muda berusia 22-38 tahun, jumlahnya sebesar 79 persen. Sementara itu, informasi yang paling dicari adalah informasi seputar harga sebanyak 91 persen, lokasi 80 persen, dan legalitas atau dokumen 75 persen.

Sedangkan untuk komunikasi antara calon pembeli dengan agen properti maupun pengembang bisa menggunakan teknologi video call atau video conference jika banyak pihak yang akan mengikutinya.

Jika ingin melihat properti yang ditawarkan, kini tersedia teknologi virtual reality (VR). “Teknologi ini mulai banyak dimanfaatkan oleh pengembang dan agen properti untuk menawarkan rumah maupun apartemen. Rumah.com menjadi portal properti pertama yang mengadopsi teknologi VR di Indonesia.”

Adanya dukungan teknologi seperti virtual reality, maupun informasi seputar infrastruktur wilayah hunian membuat calon pembeli properti bisa melakukan survei properti kapanpun dan di manapun apalagi dalam kondisi PSBB seperti sekarang.

“Dengan demikian pembeli masih bisa mengambil keputusan membeli properti dengan percaya diri, karena memang mencari hunian bukanlah keputusan yang mudah diambil,” imbuh Marine.


Sumber : ekonomi.bisnis.com


Baca Artikel Terkait
Berita Terkini | 6 April 2020
Pengembang Pertanyakan Keterlambatan Pencairan KPR FLPP
Bisnis.com, JAKARTA - Pengembang hunian bersubsidi meminta penjelasan dari Ditjen Pembiayaan Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Kementerian PUPR terkait masih adanya keterlambatan dana pencairan Kredit Pemilikan Rakyat Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (KPR FLPP).Alasannya, pengembang di luar Pulau Jawa masih kerap menerima keterlambatan proses pencairan KPR FLPP dari Pusat Pengelolaan DanaBaca Selengkapnya
Berita Terkini | 30 Maret 2020
Jelang Ramadan, Sektor Properti Masih Wait and See
Bisnis.com, JAKARTA — Jelang Ramadan, pengembang properti memprediksi masyarakat dan kalangan investor masih tetap melakukan sikap wait and see menyusul mewabahnya virus corona jenis baru di Indonesia.Ketua Umum Asosiasi Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (Apersi) Junaidi Abdillah mengatakan permintaan hunian bersubsidi dinilai sangat tinggi jika dalam kondisi normal."Permasalahannya, Ramadan tahunBaca Selengkapnya
Berita Terkini | 30 Maret 2020
Genjot KPR, Pengembang Rumah Subsidi Rela Beri Stimulus
Bisnis.com, JAKARTA - Pengembang rumah subsidi harus rela memberikan stimulus kepada konsumen menyusul tekanan yang melanda sektor properti akibat dampak wabah corona atau Covid-19. Ketua Umum Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (Apersi) Junaidi Abdillah mengatakan bahwa pihaknya berinisiatif memberikan keringanan terhadap kalangan Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) dalam pembelian rumah. KeringananBaca Selengkapnya