(0)



Bisnis.com, JAKARTA – Geliat pertumbuhan hunian dan investasi properti di Kota penyangga kini semakin tinggi.

Strategic Advisory Coldwell Commercial Banker Indonesia memaparkan pasokan apartemen di kota penyangga mengalami peningkatan di tiga tahun terakhir.

Adapun hingga saat ini jumlah pasokan apartemen di Bogor mencapai 9,739 unit dengan tingkat penjualan mencapai 85,8% kemudian untuk jumlah pasokan apartemen di Depok saat ini mencapai 18.460 unit dengan tingkat penjualan mencapai 92,5% serta Bekasi dan sekitarnya saat ini sudah mencapai 44.598 unit dengan tingkat penjualan mencapai 82,4%.

Assistant Manager Coldwell Commercial Banker Indonesia Angra Anggraeni menuturkan bahwa di antara ketiga area tersebut, pertumbuhan pasokan apartemen di Bekasi paling signifikan.

"Selama setahun terakhir pasokan apartemen di Bekasi mengalami pertumbuhan 16,9% sedangkan jika selama tiga tahun terakhir pertumbuhan pasokan mencapai 60,1%," tuturnya pada Bisnis, Minggu (21/4/2019).

Menurutnya pertumbuhan pasokan apartemen di Bekasi didorong oleh sektor industrial, pertumbuhan jumlah penduduk, dan ditunjang oleh pengembangan infrastruktur utama di sepanjang jalur Jakarta menuju Bekasi, seperti lintasan Tol, KRL, serta LRT yang sedang dibangun.

Selanjutnya pertumbuhan apartemen di Bogor, selama setahun terakhir mengalami pertumbuhan 14,1%. Jika selama 3 tahun terakhir pertumbuhan pasokan telah mencapai 37,2%.

Menurutnya, faktor pendorong pertumbuhan pasokan apartemen di Bogor didorong oleh infrastruktur berbasis rel, pengembang memanfaatkan konsep TOD untuk mengembangkan apartemen, dan harga yang masih terjangkau.

Adapun pertumbuhan pasokan apartemen di Depok, selama setahun terakhir mengalami pertumbuhan hanya 7,0% sedangkan jika selama 3 tahun terakhir pertumbuhan pasokan mencapai 23,4%.

Faktor pendorong pertumbuhan pasokan apartemen di Depok terutama didorong oleh ketersediaan pusat-pusat pendidikan (universitas) ternama, sehingga pengembang lebih cenderung menyasar market mahasiswa. Selain itu juga didorong oleh ketersediaan infrastruktur berbasis rel.

Hingga saat ini rata-rata harga jual apartemen di Bogor sudah berkisar Rp13,62 juta per meter persegi, Depok Rp15,54 juta per meter persegi, dan Bekasi Rp15,59 juta per meter persegi.

Sementara itu, Country General Manager Rumah123 Maria Herawati Manik mengatakan sejak Maret tahun lalu hingga saat ini minat pembelian hunian di kota kedua meningkat menjadi 50% year on year (yoy).

“Berdasarkan persentase dari total penjualan selama setahun, sebanyak 80% pembeli (end-user) yang membeli hunian di luar daerah Jakarta memilih rumah tapak, 15% memilih apartemen, dan 5% memilih tanah,” ujarnya pada Bisnis belum lama ini.

Adapun tiga wilayah teratas yang paling diminati sebagai kota penyangga didominasi oleh properti di Tangerang, kemudian Bekasi, Bogor, serta wilayah-wilayah yang saat ini telah dan sedang membangun akses moda transportasi.

Selain karena kemudahan infrastruktur yang mempercepat akses transportasi, Maria melanjutkan, kota penyangga memiliki tingkat kepadatan yang lebih rendah serta lingkungan yang mendukung.

Senior Director of Office Services Colliers Department Bagus Adikusumo mengatakan bahwa pembangunan infrastruktur di wilayah DKI Jakarta akan membuat semakin banyak hunian komersial yang tumbuh. Sementara wilayah khusus hunian tinggal akan bertumbuh di pinggiran-pinggiran DKI Jakarta.

"Ini akan merubah kebiasaan masyarakat dan mengubah pola hidup. Nantinya apabila infrastruktur di Jakarta telah lengkap, semakin banyak masyarakat memilih untuk tinggal di pinggir kota dengan akses yang sangat baik," ujarnya Minggu lalu.


Sumber : ekonomi.bisnis.com


Baca Artikel Terkait
Berita Terkini | 22 Juni 2020
Sabar, Relaksasi Debitur Rumah Subsidi Masih Tunggu Skema
Bisnis.com, JAKARTA - Pusat Pengelolaan Dana Pembiayaan Perumahan (PPDPP) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) masih mengkaji skema terkait dengan pemberian relaksasi terhadap debitur rumah bersubsidi yang terdampak Covid-19. Pemberian keringanan tersebut dipertimbangkan lantaran pada Mei 2020, Pusat Pengelolaan Dana Pembiayaan (PPDPP) mencatat ada 273.604 debitur masyarakat berpenghasilan rendah (MBR)Baca Selengkapnya
Berita Terkini | 22 Juni 2020
BP Tapera, Potongan 3 Persen Masih Bisa Dinego
Bisnis.com, JAKARTA – Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2020 tentang Penyelenggaraan Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera) mendapat penolakan dari pelaku industri soal potongan 3 persen dari upah pekerja.Namun, aturan tersebut ternyata masih terbuka untuk penyesuaian dengan kebutuhan masyarakat.Direktur Pelaksanaan Pembiayaan Perumahan Kementerian PUPR Adang Sutara mengatakan bahwa saat ini Badan PengelolaBaca Selengkapnya
Berita Terkini | 22 Juni 2020
Tak Perlu Panik, Hitungan Iuran 3 Persen Tapera Masih Digodok
Bisnis.com, JAKARTA – Badan Pengelola Tabungan Perumahan Rakyat (BP Tapera) rencananya bakal segera beroperasi mulai awal 2021. Namun, sejumlah aturan terkait dengan pelaksanaan program Tapera masih terus digodok, termasuk pemotongan 3 persen dari upah pekerja.Direktur Pelaksanaan Pembiayaan Perumahan Kementerian PUPR Adang Sutara mengatakan bahwa sampai saat ini belum ada acuanBaca Selengkapnya