(0)



Bisnis.com, JAKARTAKawasan Sentul dan Bogor kini semakin dilirik oleh para end-user serta investor properti. Pertumbuhan apartemen di Bogor pun diproyeksikan semakin meningkat tinggi hingga 2020.

Senior Associate Director Research Colliers International Indonesia Ferry Salanto mengatakan kehadiran hunian vertikal di Bogor masih relatif baru, yaitu sejak 2015, tetapi properti di Bogor diproyeksikan akan tumbuh berkali lipat hingga 2020.

“Jika diproyeksikan, hunian vertikal di Sentul dan Bogor akan semakin tinggi pertumbuhannya karena tempat yang strategis serta pembangunan akses transportasi yang semakin mudah. Residensial di daerah Selatan Jakarta ini sudah menjadi daya tarik karena perkembangan daerah serta infrastrukturnya yang semakin baik,” tuturnya pada Bisnis Minggu (14/04/2019).

Selain Infrastruktur di tol Jagorawi, kini juga sedang dibangun jalan Bogor Outer Ring Road (BORR) yang sudah mencapai  tahap III A. Sepanjang 2,85 kilometer (Simpang Yasmin – Semplak) ini akan ditargetkan selesai pada Desember 2019.

Adapun rencana pembangunan Bogor Inner Ring Road (BIRR), jalan Poros Tengah Timur (jalur Puncak Dua), dan pembangunan infrastruktur kereta ringan LRT (Light Rail Transit) yang akan menghubungkan Bogor dengan Jakarta melewati Sentul.

Selain itu, wilayah yang berada di ketinggian 200-500 meter di atas permukaan laut ini memiliki pemandangan serta udara yang sejuk. Sebagai kawasan tinggal, kekayaan alam dan udara bersih ini menjadi daya tarik yang potensial untuk konsumen.

Adapun, Ferry memaparkan bahwa harga apartemen di Bogor memiliki harga yang paling rendah dibandingkan dengan daerah Jakarta, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jadetabek) lainnya. Yakni tiap unitnya memiliki rata-rata harga dari Rp15 juta per meter persegi hingga Rp20 juta per meter persegi. Meskipun demikian, harga tersebut akan semakin tinggi sesuai keinginan pasar.

Ferry menuturkan hingga saat ini pasok total unit yang berada di kawasan Bogor serta Depok telah mencapai 31.777 unit. Adapun sejak 2015 pasokan unit secara kumulatif telah mencapai 6.642 unit, pada 2017 mencapai 11.302 unit, serta pada 2018 telah mencapai 20.692 unit.

Hal ini menunjukkan adanya 60 persen pertumbuhan apartemen tiap tahunnya yang semakin tinggi di daerah tersebut. Adapun proyeksi pertumbuhan unit yang dituturkan pada 2020 yang akan mencapai 37.650 unit.


Sumber : ekonomi.bisnis.com


Baca Artikel Terkait
Berita Terkini | 20 Juli 2020
Transaksi Hunian Berharga di Atas Rp1 Miliar Bangkit Lagi
Bisnis.com, JAKARTA — Peminat produk hunian dengan kisaran harga di atas Rp1 miliar diperkirakan naik kembali di tengah pandemi Covid-19.Senior Director Leads Property Darsono Tan mengatakan bahwa produk hunian di atas Rp1 miliar ke atas saat ini mulai naik lagi setelah April, Mei, dan Juni sempat mengalami penurunan atau permintaan."SaatBaca Selengkapnya
Berita Terkini | 20 Juli 2020
SMF Sediakan Dana KPR Jangka Panjang Melalui 2 Skema, Apa Saja?
Bisnis.com, JAKARTA — PT Sarana Multigriya Finansial menyediakan dana kredit pemilikan rumah jangka panjang lewat dua skema yakni sekuritisasi dan refinancing untuk mendukung program tabungan perumahan rakyat.Direktur Utama PT Sarana Multigriya Finansial (SMF) Ananta Wiyogo mengatakan bahwa perseroan siap mendukung program tabungan perumahan rakyat (tapera) yang akan diberikan oleh BadanBaca Selengkapnya
Berita Terkini | 20 Juli 2020
2020 Tinggal 5 Bulan, Apakah BP Tapera Bisa Jalan Tahun Depan?
Bisnis.com, JAKARTA — Pengoperasian Badan Pengelola Tabungan Perumahan Rakyat pada tahun depan bisa mundur apabila belum ada sejumlah aturan pendukung.Direktur Jenderal Pembiayaan Infrastruktur Kementerian PUPR Eko Djoeli Heripoerwanto mengatakan bahwa pengumpulan dana simpanan peserta dimulai pada Januari 2021, dimulai dari iuran peserta pegawai negeri sipil (PNS) dan TNI/Polri terlebih dahulu.Lalu,Baca Selengkapnya