(0)



Bisnis.com, JAKARTA - Pengamat bisnis properti mendorong perbankan agar dapat menyesuaikan suku bunga Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) menyusul pemangkasan suku bunga acuan Bank Indonesia pada Kamis (19/3/2020) pekan lalu.

Bank Indonesia (BI) sebelumnya menurunkan kembali BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 25 bps menjadi 4,5 persen dari sebelumnya 4,75 persen. Pemangkasan ini akibat pandemi virus corona yang semakin merebak di Tanah Air.

Dengan penurunan yang kedua kalinya di tahun ini, perbankan diharapkan segera merespons penurunan suku bunga KPR demi mengakselerasi industri properti yang saat ini belum sepenuhnya pulih dari kelesuan.

Direktur Pusat Studi Properti Indonesia (PSPI) Panangian Simanungkalit mengatakan bahwa pemangkasan suku bunga acuan BI pada pekan lalu dinilai langkah yang tepat di kondisi saat ini. Hanya saja, upaya ini harus sejalan dengan penurunan suku bunga kredit perbankan.

"Untuk mendorong sektor properti, penurunan suku bunga acuan BI harus diikuti oleh penurunan tingkat bunga KPR dan kredit konstruksi. Agar penurunan ini bermanfaat secara efektif untuk mendorong permintaan pasar," ujarnya  Minggu (22/3/2020).

Sejak BI menurunkan suku bunga acuan pertama kali di tahun ini pada Februari lalu, perbankan terlihat lambat merespons untuk menurunkan suku bunga kreditnya di tengah adanya ketidakpastian akibat Covid-19. Saat ini, rata-rata suku bunga KPR masih di kisaran 10 persen-13 persen.

Jika melihat kondisi itu, lanjut Panangian, BI juga masih perlu menurunkan lagi suku bunga acuannya di semester kedua tahun ini secara gradual hingga level 4 persen. Hal ini bisa berkaca pada Bank sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve atau The Fed yang memangkas suku bunga acuan demi mendukung perekonomian di tengah pandemi virus corona.

Panangian menyebut bahwa saat ini, tingkat bunga acuan The Fed berada nol persen sampai 0,25 persen. Penurunan ini merupakan kali kedua sepanjang 2020, setelah sebelumnya lebih dulu memangkasnya menjadi 1 persen-1,25 persen. 

Menurut dia, langkah bank sentral Amerika tersebut demi menghindari ekonomi Amerika dari keadaan resesi dan penurunan tersebut telah diikuti oleh hampir semua bank sentral di dunia.

Dengan begitu, BI diharapkan dapat kembali menurunkan suku bunga acuannya secara perlahan tapi pasti hingga ke level 4 persen sehingga dipastikan akan diikuti sejumlah perbankan untuk menurunkan suku bunga KPR dan kredit konstruksi. 

"Dengan begitu tidak ada lagi halangan bagi pemulihan sektor properti di Indonesia pada tahun 2020 ini meskipun saat ini dunia sedang dihantui oleh ketidakpastian akibat kasus virus Covid-19," tuturnya.

Direktur Eksekutif Indonesia Property Watch (IPW) Ali Tranghanda mengatakan bahwa penurunan suku bunga acuan ini seharusnya dapat memicu daya beli masyarakat terhadap permintaan sektor properti menyusul lemahnya industri ini sejak beberapa tahun belakangan.

Apalagi, jika berkaca pada pengalaman beberapa tahun silam  ketika suku bunga BI sempat berada di angka 4,25 persen yang seketika industri properti menjadi booming kembali.

Sayangnya, dengan adanya penurunan suku bunga acuan ini belum sama sekali direspons perbankan dengan cepat dalam menurunkan suku bunga KPR.


Sumber : ekonomi.bisnis.com


Baca Artikel Terkait
Berita Terkini | 8 April 2022
Kembangkan Ekosistem Perumahan Digital, Bank BTN Gandeng Arsitag
Bank BTN terus mengembangkan layanan di ranah ekosistem perumahan digital (digital mortgage ecosystem) dengan menggandeng berbagi start-up yang fokus pada ekosistem perumahan. Salah satunya menjalin kerjasama dengan platform Arsitag yang merupakan marketplace jasa layanan profesional arsitektur, desain interior dan kontraktor. Direktur Operation, IT and Digital Banking Bank BTN, Andi Nirwoto mengatakan, kerjasama yang dijalin perseroan denganBaca Selengkapnya
Berita Terkini | 4 April 2022
BTN Apresiasi Pengembang Loyal
NUSA DUA-PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) siap memberikan kemudahan proses kredit bagi para pengembang yang mempunyai track record baik. Kemudahan tidak hanya dalam bentuk pemberian suku bunga khusus tetapi juga aturan-aturan terkait proses kredit akan direlaksasi.“Kemudahan yang diberikan Bank BTN ini diharapkan akan memotivasi para developer yang berkategoriBaca Selengkapnya
Berita Terkini | 24 Agustus 2020
Dana FLPP 2020 Sudah Disalurkan Rp8,54 Triliun untuk 84.080 Rumah
Bisnis.com, JAKARTA – Dana Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) tahun ini hingga Rabu (19/8/2020) telah disalurkan sebesar Rp8,54 triliun untuk 84.080 unit rumah.Direktur Utama Pusat Pengelolaan Dana Pembiayaan Perumahan (PPDPP) Arief Sabaruddin mengatakan total penyaluran dana FLPP dari 2010 hingga 2020 mencapai Rp52,91 triliun untuk hunian sebanyak 739.682 unit.Dana FLPPBaca Selengkapnya